Bagan emosi dari 16 emosi

 Bagan emosi dari 16 emosi

Thomas Sullivan

Emosi adalah salah satu topik yang paling kompleks dan banyak diperdebatkan dalam psikologi. Bahkan setelah penelitian selama puluhan tahun, masih belum ada kesepakatan tentang apa yang merupakan emosi. Anda tidak dapat mendefinisikan apa yang tidak dapat Anda pahami dengan jelas.

Akibatnya, tidak ada definisi universal tentang emosi.

Lihat juga: Jenis dan contoh trauma masa kecil

Namun, definisi yang bisa kita gunakan adalah:

Emosi adalah sinyal yang memberi tahu kita tentang perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal kita, yang memotivasi kita untuk mengambil tindakan.

Semua emosi adalah kondisi mental, tetapi semua kondisi mental bukanlah emosi. Pikirkan kondisi mental sebagai sebuah spektrum. Di satu sisi, Anda memiliki bagian kognisi (pikiran murni); di sisi lain, Anda memiliki afek (perasaan murni). 'Suasana hati' adalah contoh yang baik untuk afek.

Valensi adalah fitur penting dari afek, yang berarti kualitas positif atau negatif.

Ketertarikan dan kebingungan adalah contoh yang baik dari kondisi kognitif. Anda dapat tertarik pada sesuatu tanpa merasa positif atau negatif tentang hal itu.

Perasaan dan emosi digunakan secara bergantian, tetapi keduanya memiliki sedikit perbedaan yang penting.

Emosi cenderung bersifat internal dan eksternal, yaitu cenderung memiliki tampilan luar (bahasa tubuh dan ekspresi wajah).

Perasaan hanya bersifat internal, dan merupakan komponen dari emosi.2

Itulah mengapa Anda mendengar orang-orang berkata:

"Saya merasakan [emosi]."

Dan tidak:

"Saya emosi [perasaan]."

'Saya merasa sedih', tapi bukan 'saya merasa sedih'.

Lihat juga: 3 Tahapan cinta dalam psikologi

Berkat tampilan luarnya, Anda sering kali dapat mengetahui emosi apa yang sedang dirasakan seseorang, tetapi Anda harus lebih sering menanyakan perasaan apa yang mereka rasakan.

Emosi dasar vs. emosi kompleks

Emosi juga cenderung memiliki komponen fisiologis, dan dapat didaftarkan di dalam tubuh. Emosi yang memiliki komponen fisiologis diklasifikasikan sebagai emosi dasar.3

Emosi yang lebih kompleks seperti cemburu, bagaimanapun juga, tidak memiliki komponen fisiologis yang dapat dilihat, namun tetap merupakan emosi dasar. Oleh karena itu, tidak ada gunanya mengklasifikasikan emosi sebagai emosi dasar atau kompleks. Emosi adalah emosi.

Untuk lebih memperumit cerita, beberapa emosi memiliki variasi sementara yang lain murni. Emosi murni, seperti kesenangan, tidak memiliki variasi. Ketakutan, di sisi lain, dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk.

Emosi yang memiliki variasi bervariasi dalam hal intensitas, makna, dan konteks.

Bagan emosi

Bagan di bawah ini adalah puncak dari penelitian selama beberapa dekade mengenai kategorisasi emosi. Kriteria pemilihan yang paling penting adalah valensi.

Lebih banyak emosi negatif daripada positif pada grafik bukan berarti tidak seimbang, melainkan hanya berarti bahwa manusia pada umumnya mengalami lebih banyak kondisi emosi negatif daripada positif.

Inilah sebabnya mengapa banyak sumber daya self-help yang membahas cara mengatasi pikiran dan emosi negatif, dan mengapa kebahagiaan selalu sulit dipahami oleh manusia.

Bias negatif pada manusia ini merupakan mekanisme bertahan hidup untuk membantu kita mendeteksi (terkadang secara berlebihan) ancaman di lingkungan kita sehingga kita dapat mengambil tindakan untuk tetap aman.

Referensi

  1. Ortony, A. (2022). Apakah semua "emosi dasar" adalah emosi? Sebuah masalah bagi konstruk emosi (dasar). Perspektif tentang ilmu psikologi , 17 (1), 41-61.
  2. Kleinginna, P. R., & Kleinginna, A. M. (1981). Daftar definisi emosi yang dikategorikan, dengan saran-saran untuk definisi yang disepakati. Motivasi dan emosi , 5 , 345-379.
  3. Ekman, P. (1992) Argumen untuk emosi dasar. Kognisi & emosi , 6 (3-4), 169-200.

Thomas Sullivan

Jeremy Cruz adalah seorang psikolog berpengalaman dan penulis yang berdedikasi untuk mengungkap kompleksitas pikiran manusia. Dengan hasrat untuk memahami seluk-beluk perilaku manusia, Jeremy telah aktif terlibat dalam penelitian dan praktik selama lebih dari satu dekade. Dia memegang gelar Ph.D. dalam Psikologi dari lembaga terkenal, di mana ia berspesialisasi dalam psikologi kognitif dan neuropsikologi.Melalui penelitiannya yang ekstensif, Jeremy telah mengembangkan wawasan mendalam tentang berbagai fenomena psikologis, termasuk ingatan, persepsi, dan proses pengambilan keputusan. Keahliannya juga meluas ke bidang psikopatologi, dengan fokus pada diagnosis dan pengobatan gangguan kesehatan mental.Semangat Jeremy untuk berbagi pengetahuan membuatnya mendirikan blognya, Understanding the Human Mind. Dengan menyusun berbagai sumber daya psikologi, ia bertujuan untuk memberi pembaca wawasan berharga tentang kompleksitas dan nuansa perilaku manusia. Dari artikel yang menggugah pikiran hingga tip praktis, Jeremy menawarkan platform komprehensif bagi siapa saja yang ingin meningkatkan pemahaman mereka tentang pikiran manusia.Selain blognya, Jeremy juga mendedikasikan waktunya untuk mengajar psikologi di universitas terkemuka, memelihara pikiran para psikolog dan peneliti yang bercita-cita tinggi. Gaya mengajarnya yang menarik dan keinginannya yang tulus untuk menginspirasi orang lain membuatnya menjadi profesor yang sangat dihormati dan dicari di bidangnya.Kontribusi Jeremy untuk dunia psikologi melampaui akademisi. Dia telah menerbitkan banyak makalah penelitian di jurnal ternama, mempresentasikan temuannya di konferensi internasional, dan berkontribusi pada pengembangan disiplin ilmu. Dengan dedikasinya yang kuat untuk memajukan pemahaman kita tentang pikiran manusia, Jeremy Cruz terus menginspirasi dan mendidik para pembaca, calon psikolog, dan rekan peneliti dalam perjalanan mereka untuk mengungkap kerumitan pikiran.